SUDAH TERBUKTI! Ciri ciri dan penyebab utama bayi kena sawan mayit menurut islam

SUDAH TERBUKTI! Ciri ciri dan penyebab utama bayi kena sawan mayit menurut islam - Sawanen atau Terkena Sawan adalah keadaan anak-anak, Terutamanya balita, tidak diduga alami pergantian pada tingkah laku. Mereka tampak tidak lumrah tidak senormal seperti umumnya, atau pasien mendadak sakit atau kurang enak tubuh, serta hal tersebut didapati sebabnya, atau tiada fakta jelas yang lebih dihubungkan dengan beberapa hal mistis. 

Misteri Sawanen ini umumnya menerpa pada anak-anak saja, tapi dapat juga menerpa pada ibu hamil. Bahkan juga Anda pun yang telah dewasa-pun dapat alami Sawanen. 

Tersebut beberapa ciri orang yang terserang sawanen : 

1. Anak-anak tidak diduga jadi rewel atau seringkali menangis tidak lumrah, tidak tahu apakah yang dimintanya, bahkan juga dapat menangis selama malam. 
2. Anak-anak jadi lebih sensintif hingga gampang geram, merajuk serta menagis. 
3. Anak-anak gampang kaget. 
4. Saat malam hari anak-anak tidak dapat tidur pulas, seringkali terbangun waktu tidur (sebentar-sebentar bangun), serta terasa ketakutan. 
5. Anak jadi lebih manja, tidak ingin terlepas dari gendongan ibunya siang ataupun malam. 
6. Suhu tubuh bertambah (Panas Demam), sesaat di bagian telinga serta telapak kaki berasa dingin. 
7. Beberapa ada anak mendadak diam dengan mata melotot, serta dapat juga dibarengi kejang-kejang. 
8. Anak tidak ingin makan atau menyusu. 
9. Anak tampak kurus serta lesu walau sebenarnya konsumsi makanan normal. 
10. Tidak pulih walau sebenarnya telah dibawa dengan medis. 

Dengan lihat keganjilan misteri sawanen, orang tetap mengaitkannya dengan perihal mistis, serta dapat dikarenakan oleh beberapa hal yang tidak logis, akan tetapi perihal ini telah dipercayai dengan turun temurun. 

Beberapa Masalah Pemicu Terserang Sawan: 

Takziah atau melayat orang wafat 

Anak-anak semestinya tidak dibawa pergi melayat (ta’ziyah), sesudah melayat semua barang yang kita gunakan serta kita bawa serta saat melayat mesti di taruh dahulu di luar rumah sebelum dibawa masuk, perihal ini dikerjakan supaya anak tidak Terkena Sawan Mayit. Jika telah Terkena Sawan Mayit jadi mengobatinya mesti mencapur Sawanan (Ramuan yang terbagi dalam Bangle serta Dlingo) digabung tanah sisa terserang air waktu memandikan jenazah. Dan ramuan itu lalu di oleskan ke semua badan. 

2. Acara Pernikahan 

Anak balita ikut disarankan oleh beberapa orang-tua kita tidak untuk dibawa ke acara-acara spesifik, misalnya: acara Walimatul ‘ursy (acara pernikahan), supaya anak tidak Terkena Sawan Manten. Jika anak terkena Sawan Manten (pengantin) jadi menanganinya yaitu dengan memberi ramuan Sawanan barusan yang sudah digabung bunga yang sudah dipakai oleh ke-2 mempelai. Atau jika ingin mencegah Sawanen Manten saat anak dibawa ke resepesi pernikahan, jadi ibu umumnya minta dikit bunga yang dipakai oleh ke-2 mempelai, dan bunga itu dibawa oleh ibu dengan mengikatkannya di ujung kain gendongan si anak. 

3. Menjenguk Bayi Lahir 

Anak balita ikut semestinya tidak dibawa Tilik Bayi (menjenguk kerabat atau rekan yang habis melahirkan) supaya anak kita tidak Terkena Sawan Bayi. Untuk mencegah serta menangani anak yang terserang Sawan Bayi, biasanya kita disarankan untuk minta dikit bedak bayi yang habis kita jenguk, lalu mengoleskannya ke anak. 

4. Makan Daging Kambing 

Bahkan juga ibu hamil ikut di larang makan daging kambing, “Mengko tidak sawanen wedus” (Kelak dapat Terkena Sawan Kambing) kata orang-tua dahulu kala. Sebab menurut orang-tua dahulu kala, makanan yang datang dari mahkluk bernyawa, dapat nyawani (membuat Sawanen) pada janin yang dikandung jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Itu yang mengakibatkan perut ibu terasa melilit-lilit (kram) sesudah konsumsi makanan spesifik. Untuk menangani Sawan Kambing ini kita diwajibkan membakar bekas tulang kambing, serta abu dari tulang kambing yang habis dibakar itu digabung dengan minyak atau Ramuan sawanan yang lalu dioles-oleskan ke perut ibu hamil. 

Masalah diatas jika disaksikan memang tidak logis untuk waktu saat ini, sama dengan larangan orangtua kita yang melarang membawa anak kecil keluar rumah waktu Mahgrib datang, sebab dapat membuat anak jadi rewel karena diganggu mahkluk halus. 

Jika kita tangkap, larangan itu memiliki kandungan pesan kepribadian. Mengenai tujuan yang tersirat supaya anak tidak terasa kedinginan, yang dapat mengakibatkannya “masuk angin”, sebab keadaan di luar rumah waktu Mahgrib ialah waktu di mana hawa alami penurunan suhu yang mencolok dari panas ke dingin, serta di rumah tentunya hawa condong lebih konstan (hangat). Sesaat bagian spiritualnya, waktu Mahgrib ialah waktu buat kita orang muslim untuk melaksanakan ibadah Sholat Mahgrib. 

Jadi, begitupun dengan larangan untuk kita janganlah ajak anak-anak (terpenting bayi) untuk melayat atau pergi ke acara spesifik misalnya: resepsi pernikahan. Sebab ketahanan anak yang masih tetap rendah, akan membuat rawan tertular virus, bakteri atau kuman pemicu penyakit saat ada dalam tempat keramaian itu. Contohnya saja, di acara itu ada salah seseorang menanggung derita flu, jadi kemungkinan anak dapat tertular virus flu. Jadi jika sepulang dari melayat atau acara pernikahan anak tidak diduga jadi resah serta badannya panas, bukan mustahil anak itu demam cuma sebab terinfeksi oleh virus atau kuman. Bukan terkait dengan perihal yang bau mistis. 

Tidak hanya daripada itu, anak-anak yang miliki kisah Epilepsi, ikut mempunyai resiko kambuh semakin besar saat diajak ada pada kerumunan beberapa orang. Berikut yang mungkin berlangsung pada anak yang tidak diduga alami kejang dengan mata melotot saat dibawa ta’ziyah, ke acara pernikahan atau acara keramaian yang lain. Dengan peristiwa semacam ini orang pemula lantas menghubungkannya dengan beberapa hal bau mistis, yakni terserang sawan. Demikianlah jawaban dengan medis tentang misteri sawanen. 

Demikian artikel tentang misteri sawanen, mudah-mudahan berguna buat Anda.